GREBEG GUNUNGAN MAULID NABI
05 November 2018 10:04:55 / Hits : 1972 / Posted by“ GREBEG “ GUNUNGAN MAULID NABI
Mengenal budaya leluhur sangat perlu untuk menanamkan adat istiadat sekitar setelah banyak nya perkembangan zaman dan teknologi di dunia ini kita sering kali mengabaikan nya dan di anggap kuno oleh masyarakat sekitar . Padahal dengan menyelenggarakan budaya / tradisi dapat menarik wisatawan lokal maupun luar negeri untuk menyaksikan dan lebih mengenal daerah kita .
Disini saya akan membahas budaya adat kota Jogja yang baru saja dilaksanakan Senin 12 Desember 2016 yaitu “Grebeg “ Gunungan. Grebeg Gunungan adalah ritual budaya sebagai puncak perayaan Sekaten untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW
Melihat dari asal bahasanya, Grebeg berasal dari kata “Gumrebeg” yang berarti riuh dan ramai. Dalam upacara ini dikeluarkan Kagungan Dalem Pareden (Gunungan). Gunungan yang dikeluarkan yaitu terdiri dari Gunungan Lanang (pria), Gunungan Wadon (wanita), Gunungan Gepak dan Gunungan Pawohan. Gunungan tersebut terbuat dari hasil bumi seperti palawijo, buah dan sayur-sayuran, serta jajanan. Gunungan yang berisi hasil bumi tersebut melambangkan bahwa sang raja mengayomi rakyatnya untuk kemakmuran rakyatnya. Gunungan tersebut dibagikan dan diperebutkan oleh masyarakat karena masyarakat percaya jika mendapatkannya akan memperoleh berkah dan kemakmuran atau yang lebih dikenal dengan Ngalap Berkah.
Walaupun banyak nya budaya luar yang masuk tetapi antusias masyarakat untuk menyambut acara Gunungan sangat meriah dan ramai. Tak sedikit warga luar Jogja yang berdatangan untuk menyaksikan ritual budaya tersebut tak lupa mereka mengajak keluarga bahkan mendokumentasi acara tersebut . Ritual budaya tersebut terselenggara dari tahun ke tahun dan yang mengadakan Kraton Yogyakarta, warga Jogja selalu menyambut dengan suka cita . Tak lupa untuk jajanan khas di acara tersebut yaitu Nasi Gurih yang wajib di coba untuk setiap pengunjung. menu khas yang selalu hadir pada saat perayaan sekaten berlangsung sebulan penuh dalam rangka merayakan Maulid Nabi. Biasanya, begitu pasar malam sekaten digelar, beberapa penjual nasi gurih ini mulai bertebaran terutama di pelataran Masjid Agung Yogyakarta Nasi gurih ini terdiri dari nasi gurih (semacam nasi uduk-nasi yang dimasak dengan santan) berlauk suwiran ayam, sambal goreng kerecek, taburan kacang dan kering kentang, dan dilengkapi dengan krupuk, kemangi, ketimun, bawang goreng, dan kubis. Lauk yang sederhana. Rasanya juga sebenarnya sederhana. Namun, keberadaannya yang jarang-jarang dan hanya ada jika ada perayaan sekaten membuat hidangan ini jadi istimewa , menu khas yang merakyat dengan harga yang merakyat pula dan wajib di beli .
Itulah sedikit ulasan ritual budaya Grebeg Gunungan Maulid yang tak pernah terkikis oleh zaman dan waktu yang semakin hari semakin modern tetapi tetap dinanti oleh masyarakat Jogja maun luar Jogja , dan selalu menjadi kebanggaan warga Jogja untuk mengenalkan budaya dan menjunjung tinggi Pariwisata Indonesia khususnya Yogyakarta .
Tags : paket tour jogja, paket wisata jogja, paket murah jogja, paket wisata murah jogja, one day tour, city tour jogja, wisata murah di jogja, bukit panguk kediwung, bukit panguk, bukit kediwung, dlingo, bantul, kebun buah mangunan, yogyakarta, city tour jogja, sewa mobil murah dijogja, sunrise, pakettourjogja, paketwisatajogja, pakettourmurahdijogja, paketwisatamurahjogja, citytourjogja, sewamobiljogja, sewamobilmurahjogja, sewamobilmurahdijogja, jogjatour, wisatajogja, abaditour, abaditourjogja, abaditourtravel, sekaten, sekaten jogja 2016, budaya sekaten, grebeg maulid nabi muhammad saw